JAKARTA - Momen libur Natal dan Tahun Baru selalu menjadi periode krusial bagi industri penerbangan nasional.
Lonjakan mobilitas masyarakat menuntut maskapai memastikan kesiapan armada dan layanan secara optimal. Pada musim libur akhir 2025 hingga awal 2026, kebutuhan perjalanan udara diproyeksikan kembali meningkat signifikan.
Menjawab tantangan tersebut, PT Pelita Air Service mengambil langkah antisipatif dengan menyiapkan kapasitas angkut yang besar. Maskapai ini berupaya memastikan masyarakat tetap memiliki akses transportasi udara yang memadai. Kesiapan operasional menjadi fokus utama agar layanan berjalan lancar selama periode Nataru.
Pelita Air menempatkan strategi penyediaan kursi dan penambahan penerbangan sebagai prioritas. Langkah ini dilakukan untuk mengakomodasi permintaan penumpang yang cenderung melonjak. Selain itu, upaya menjaga keterjangkauan harga juga menjadi perhatian perusahaan.
Kesiapan kapasitas kursi selama periode libur
Pelita Air menyediakan total kapasitas sebanyak 251.000 kursi selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Jumlah tersebut mencakup kursi penerbangan reguler dan penerbangan tambahan. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama libur panjang.
Direktur Commercial Pelita Air, Asa Perkasa, menjelaskan bahwa perusahaan telah menyiapkan armada secara maksimal. Menurutnya, kesiapan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat. Seluruh rencana operasional disusun agar penerbangan dapat berjalan sesuai jadwal.
“Selama periode Nataru ini, Pelita Air menyediakan total kapasitas sekitar 251.000 kursi, yang terdiri dari 248.000 kursi reguler dan sekitar 2.500 kursi untuk extra flight,” ungkap Asa melalui keterangan tertulis. Pernyataan tersebut disampaikan pada Sabtu, 27 Desember.
Penyediaan kursi tambahan diharapkan mampu mengurangi kepadatan penumpang. Dengan kapasitas tersebut, Pelita Air menilai kebutuhan perjalanan udara dapat terlayani dengan baik. Maskapai berupaya menjaga keseimbangan antara permintaan dan ketersediaan penerbangan.
Penguatan armada dan strategi operasional
Saat ini, Pelita Air mengoperasikan 15 pesawat Airbus A320 dengan kapasitas 180 kursi per unit. Armada ini menjadi tulang punggung operasional maskapai dalam melayani rute domestik. Pesawat tersebut dinilai cocok untuk mendukung penerbangan jarak pendek dan menengah.
Untuk memperkuat layanan, Pelita Air dijadwalkan menerima satu armada tambahan. Pesawat ke-16 ini akan mulai bergabung pada pekan berjalan. Kehadiran armada baru diharapkan meningkatkan fleksibilitas operasional maskapai.
“Kami memastikan kapasitas ini mencukupi untuk mendukung kebutuhan tambahan penerbangan yang dibutuhkan masyarakat,” ujar Asa. Pernyataan tersebut menegaskan komitmen perusahaan dalam menjaga kelancaran layanan. Pelita Air berupaya meminimalkan potensi gangguan selama periode sibuk.
Selain menambah armada, perusahaan juga memperkuat kapasitas angkut dengan menambah frekuensi penerbangan. Rute-rute strategis menjadi prioritas penambahan jadwal. Strategi ini diterapkan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang di jalur favorit.
Dukungan harga tiket dan peran Pertamina
Di tengah meningkatnya kebutuhan perjalanan, Pelita Air tetap berupaya menjaga keterjangkauan harga tiket. Upaya ini didukung oleh Pertamina melalui program diskon harga avtur. Diskon tersebut mencapai hingga 10 persen dan berlaku di 37 lokasi bandara.
Program ini diharapkan dapat menekan biaya operasional maskapai. Dengan beban biaya yang lebih ringan, maskapai memiliki ruang untuk mempertahankan harga tiket. Kebijakan ini menjadi salah satu bentuk sinergi antarperusahaan BUMN.
Pelita Air menilai dukungan tersebut sangat membantu selama periode Nataru. Biaya operasional yang terkendali memungkinkan maskapai tetap fokus pada kualitas layanan. Penumpang pun diharapkan dapat menikmati tarif yang lebih terjangkau.
Kebijakan diskon avtur ini juga sejalan dengan upaya pemerintah menjaga stabilitas sektor transportasi. Selama periode libur panjang, keterjangkauan harga menjadi faktor penting. Langkah ini diharapkan mendorong kelancaran arus penumpang udara.
Pengawasan layanan dan komitmen kualitas
Penguatan layanan selama Nataru turut mendapat perhatian dari pemerintah. Wakil Kepala Badan Pengaturan BP BUMN, Aminuddin Ma’ruf, melakukan kunjungan kerja ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kunjungan tersebut bertujuan memastikan kesiapan operasional maskapai.
Dalam kesempatan itu, Aminuddin meninjau implementasi kebijakan diskon tiket pesawat. Ia memastikan kebijakan tersebut berjalan efektif di lapangan. Menurutnya, seluruh maskapai BUMN telah menyesuaikan tarif sesuai keputusan yang ditetapkan.
“Seluruh maskapai BUMN telah menerapkan penurunan tarif sesuai dengan keputusan yang ditetapkan,” ujar Aminuddin. Ia menambahkan bahwa masyarakat dapat menikmati layanan transportasi dengan lebih terjangkau. Pernyataan tersebut menegaskan komitmen pemerintah.
Aminuddin juga mengingatkan pentingnya menjaga standar pelayanan. Penurunan tarif tidak boleh mengorbankan kualitas layanan dan kenyamanan penumpang. Integritas operasional maskapai harus tetap menjadi prioritas utama.
“Saya tegaskan bahwa kesuksesan kita dalam pelayanan publik adalah ketika pengurangan harga ini tidak menjadi alasan untuk menurunkan kualitas layanan,” tuturnya. Pesan tersebut menjadi penekanan bagi seluruh operator penerbangan.
Dengan kesiapan kapasitas, dukungan harga, dan pengawasan layanan, Pelita Air optimistis dapat melayani masyarakat dengan baik. Periode Nataru diharapkan berjalan lancar dan aman. Maskapai menegaskan komitmennya mendukung mobilitas nasional.